Tugas : Kelompok
Mata Kuliah : Sosiolinguistik
SOSIOLINGUISTIK VARIASI BAHASA
Disusun oleh
Kelompok IV : Abdul Rahman
A. Febriani Kharisma
Andi Nurjannaniah
Kasrina
Nengsih Husain
Murniati
Safriwana Aras
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menurut
Holmes (1992:1) sosiolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa dan
masyarakat, antara penggunaan bahasa dan struktur sosial dimana pengguna bahasa
itu tinggal. Ilmu ini menjelaskan mengapa kita berbicara berbeda dalam konteks
sosial yang berbeda, mengenali fungsi sosial bahasa, dan bagaimana fungsi
tersebut digunakan untuk menyampaikan makna sosial yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang secara
khusus mendalami fungsi dan lika-liku variasi atau ragam bahasa.
Dalam
kehidupan sosial masyarakat yang kompleks tersebut, wajar jika kemudian muncul
bermacam-macam variasi di dalam sebuah bahasa. Terlebih lagi jika hal tersebut
dipandang dari berbagai sudut yang berbeda. Memperhatikan cara orang-orang
menggunakan bahasa dalam konteks sosial yang berbeda memberikan kekayaan
informasi mengenai cara bahasa itu bekerja, bagaimana hubungan sosial orang-orang
tersebut dalam sebuah komunitas, dan cara mereka saling memberi isyarat
terhadap aspek-aspek identitas sosial mereka melalui bahasa yang mereka
gunakan.
Di
dalam pembelajaran sosiolinguistik, masyarakat yang menggunakan variasi bahasa
atau berbagai macam ragam bahasa adalah suatu kekayaan yang sangat luar biasa.
Sosiolinguistik tidak pernah memandang bahwa ragam bahasa yang terdapat pada
masyarakat adalah sesuatu yang salah atau benar tapi, sosiolinguistik hanya
mengkaji munculnya ragam bahasa itu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Uraikan apa itu
sosiolinguistik !
2.
Kemukakan apa
yang dimaksud variasi bahasa !
3.
Uraikan
jenis-jenis bahasa !
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
apa itu sosiolinguistik
2.
Untuk mengetahui
penjelasan tentang variasi bahasa
3.
Untuk mengetahui
keragaman bahasa yang ada di masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sosiolinguistik
1.
Pengertian
Sosiolinuistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu disiplin antara
sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang
sangat erat. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kegiatan sosial
ataupun gejala sosial dalam suatu masyarakat. Sedangkan linguistik adalah
bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil objek
bahasa sebagai objek kajiannya. Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari
ciri dan berbagai variasi bahasa, di dalam suatu masyarakat.
2.
Ruang Lingkup
Sosiolinguistik dibagi mejadi dua
bagian yaitu :
a.
Mikro sosiolinguistik yang berhubungan dengan kelompok
kecil, misalnya sistem tegur sapa.
b.
Makro sosiolinguistik yang berhubungan dengan maslaha
perilaku bahasa dan
struktur sosial.
Ada beberapa makna sosiolinguistik,
dapat digolongkan ke dalam persoalan pokok, seperti :
a. Tentang profil sosiolinguistik,
yaitu bagaimana keanekaragaman bahasa mencerminkan keanekaragaman sosial yang
biasanya bersifat statistik.
b. Dinamika sosiolinguistik yang
diusahakan dengan mencari ciri – cirinya terhadap berbagai jenis situasi
sosiolinguistik yang mencakup bidang pemakaian, sikap bahasa, proses - proses sosiolinguistik, penelitian
- penelitian tentang bahasa.
Sedangkan yang tidak merupakan
persoalan pokok ialah :
a. masalah perubahan bahasa
b. masalah bahasa kanak – kanak
c. relativisme bahasa.
3.
Masalah – masalah Sosiolinguistik
Pada 1964, dalam konferensi
sosiolinguistik yang pertama telah dirumuskan tujuh dimensi dalam penelitian
sosiolinguistik yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik, yaitu :
a.
identitas sosial penutur;
b.
identitas sosial dari pendengar yang terlibat;
c.
lingkungan sosial tempat peristiwa tutur;
d.
analisis sinkronik dan diakronik dari dialek – dialek
sosial;
e.
penilaian sosial yang berbeda oleh penutur terhadap perilaku
bentuk – bentuk ujaran;
f.
tingkatan variasi dan ragam linguistik; dan
g.
penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
B. Variasi
Bahasa
1. Pengertian
Ragam Bahasa
Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya
kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang
sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam
hal variasi bahasa ini ada dua pandangan.
Pertama, variasi itu dilihat sebagai
akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu
terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi
bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai
alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.
Jadi variasi bahasa
adalah keanekaragaman bahasa yang terdapat dalam suatu masyarakat untuk
memenuhi fungsi sebagai alat interaksi dalam kegiatan yang beranekaragam.
C. Jenis-Jenis Bahasa
Chaer dan Agustina (2010:62)
mengungkapkan variasi bahasa itu ada beberapa jenis, diantaranya:
1.
Variasi
Bahasa dari Segi Penutur
a.
Variasi Bahasa Idiolek
Variasi bahasa idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan.
Menurut konsep idiolek. setiap orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing.
b.
Variasi Bahasa Dialek
Variasi bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang
jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu.
Umpamanya, bahasa Jawa dialek Bayumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain
sebagainya.
c.
Variasi Bahasa Kronolek atau Dialek Temporal
Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang
digunakan oleh sekelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa
Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada tahun lima puluhan,
dan variasi bahasa pada masa kini.
d.
Variasi Bahasa Sosiolek
Variasi bahasa sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status,
golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi bahasa ini menyangkut semua
masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan,
tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain scbagainya.
e.
Variasi Bahasa Berdasarkan Usia
Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan
berdasarkan tingkat usia. Misalnya variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan
variasi remaja atau orang dewasa.
f.
Variasi Bahasa Berdasarkan Pendidikan
Variasi bahasa berdasarkan pendidikan Yaitu variasi bahasa yang terkait
dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang hanya
mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang
yang lulus sekolah tingkal atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat
sekolah menengah atas akan berbeda penggunaan variasi bahasanya dengan
mahasiswa atau para sarjana.
g.
Variasi Bahasa Berdasarkan Seks
Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait dengan
jenis kelamin dalam hal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi
bahasa yang digunakan o!eh ibu-ibu akan berbeda dengan varisi bahasa yang digunakan oleh bapak-bapak.
bahasa yang digunakan o!eh ibu-ibu akan berbeda dengan varisi bahasa yang digunakan oleh bapak-bapak.
h.
Variasi Bahasa Berdasarkan Profesi
Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait
dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut.
Misalnya, variasi yang digunakan oleh para buruh, guru, mubalik, dokter, dan
lain sebagninya tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
i.
Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Kebangsawanan
Variasi bahasa berdasarkan lingkal kebangsawanan adaiah variasi yang
lerkail dengan lingkat dan kedudukan penuliir (kebangsawanan atau raja-raja)
dalam masyarakatnya. Misalnya, adanya perbedaan variasi bahasa yang digunakan
oleh raja (keturunan raja) dengan masyarakat biasa dalam bidang kosa kata,
seperti kata mati digunakan untuk masyarakat biasa, sedangkan para raja
menggunakan kata mangkat.
j.
Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Ekonomi Para Penutur
Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi
bahasa yang mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat
kebangsawanan hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak sebagai warisan
sebagaimana halnya dengan tingkat kebangsawanan. Misalnya, seseorang yang
mempunyai tingkat ekonomi yang tinggi akan mempunyai variasi bahasa yang
berbeda dengan orang yang mempunyai tingkat ekonomi lemah.
2.
Berkaitan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat golongan, status dan
kelas sosial para penuturnya dikenal adanya variasi bahasa akrolek, basilek,
vulgal, slang, kulokial, jargon, argoi, dan ken. Adapun penjelasan tentang
variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi
darivariasi sosial lainya.
b.
Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan dipandang rendah.
c.
Vulgal adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pada pemakai bahasa
yang kurang terpelajar atau dari kalangan yang tidak berpendidikan.
d.
Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia.
e.
Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari
yang cenderung menyingkat kata karena bukan merupakan bahasa tulis. Misalnya
dok (dokter), prof (profesor), let (letnan), nda (tidak).
f.
Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok
sosial tertentu. Misalnya, para montir dengan istilah roda gila, didongkrak,
dll.
g.
Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh profesi
tertentu dan bersifat rahasia. Misalnya, bahasa para pencuri dan tukang copet,
barang dalam arti mangsa, daun dalam arti uang, dll.
h.
Ken adalah variasi sosial yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek
penuh dengan kepura-puraan. Biasanya digunakan oleh para pengemis.
3.
Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian
Variasi
bahasa berkenaan dengan pemakaian atau funsinya disebut fungsiolek atau
register adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk
keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang jurnalistik, militer, pertanian,
perdagangan, pendidikan, dan sebagainya. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini
yang paling tanpak cirinya adalah dalam hal kosakata.
Setiap
bidang kegiatan biasanya mempunyai kosakata khusus yang tidak digunakan dalam bidang
lain. Misalnya, bahasa dalam karya sastra biasanya menekan penggunaan kata dari
segi estetis sehingga dipilih dan digunakanlah kosakata yang tepat.
Ragam
bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,
komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah;
komunikatif karena jurnalis harus menyampaikan berita secara tepat; dan ringkas
karena keterbatasasan ruang (dalam media cetak), dan keterbatasan waktu (dalam
media elektronik). Intinya ragam bahasa yang dimaksud di atas, adalah ragam
bahasa yang menunjukan perbedaan ditinjau dari segi siapa yang menggunakan
bahasa tersebut.
4.
Variasi Bahasa dari Segi Keformalan
Joos
(Chaer dan Agustina, 2010:70) membagi variasi bahasa atas lima macam, yaitu:
a.
Ragam Beku (frozen)
Gaya
atau ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan pada
situasi-situasi hikmat, misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah, dan sebagai
nya.
b.
Ragam Resmi (formal)
Gaya
atau ragam resmi adalah variasi bahasa yang biasa digunakan pada pidato
kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat, dan lain sebagainya.
c.
Ragam
Usaha (konsultatif)
Gaya
atau ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim dalam
pembicaraan biasa di sekoiah, rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorientasi
pada hasil atau produksi.
d.
Ragam Santai (casual)
Gaya
bahasa ragam santai adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak
resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu
istirahat dan sebagainya.
e.
Ragam Akrab (intimate)
Gaya
atau ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan leh para penutur
yang hubungannya sudah akrab. Variasi bahasa ini biasanya pendek-pendek dan
tidak jelas.
5.
Variasi Bahasa dari Segi Sarana
Variasi
bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Misalnya,
telepon, telegraf, radio yang menunjukan adanya perbedaan dari variasi bahasa
yang digunakan. Salah satunya adalah ragam atau variasi bahasa lisan dan bahasa
tulis yang pada kenyataannya menunjukan struktur yang tidak sama.
a. Ragam
Bahasa Lisan.
Merupakan suatu cara berkomnukasi
dengan beberapa orang yang diungkapkan melalui media lisan seperti alat ucap
dengan suatu unsure dasarnya adalah pelafalan dalam berkata-kata, tata bahasa
dan kosakata yang terkait oleh ruang dan waktu sehingga komunikasi yang kita
berikan berupa pengungkapan yang dapat membantu dalam suatu pemahaman dalam
suatu lingkungan tertentu. Dalam ragam lisan ini dibedakan lagi
menjadi 2 yaitu :
1)
Ragam bahasa lisan yang formal
atau standard
Ragam bahasa yang diberikan, tutur kata dan tata bahasa serta
cara penyampaiannya disesuaikan dengan lingkungan dimana kita berada.
Contoh
dari suatu ragam lisan adalah :
a.
Saat orang berpidato atau memberi sambutan, Dalam situasi perkuliahan, Ceramah, dll.
2)
Ragam bahasa lisan non formal atau
standard
Ragam bahasa yang biasa di gunakan
sehari-hari yang tata bahasa dan penyampaianya sesuai dengan lingkungan dimana
kita berada.
Contoh
dari ragam bahasa lisan non standard adalah :
b.
Percakapan antar teman, Saat berada dipasar, atau Dalam
kesempatan non formal lainnya.
Dalam ragam bahasa lisan ini,
pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, raut muka, gerak
tangan, atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Ditinjau dari cara
penyampaiannya, ragam bahasa lisan mempunyai unsur suprasekmental (aksen, nada,
dan tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala) memberikan efek
terhadap hasil komunikasi.
Dalam ragam bahasa lisan ini,
pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, raut muka, gerak
tangan, atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Ditinjau dari cara
penyampaiannya, ragam bahasa lisan mempunyai unsur suprasekmental (aksen, nada,
dan tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala) memberikan efek
terhadap hasil komunikasi.
Saat berbicara secara langsung akan
terlihat sangat jelas bagaimana pembicara menyampaikan informasi atau
gagasannya dengan ekspresi, intonasi dan disertai dengan penyampaian ragam
bahasa non-verbal.
Komunikasi dalam bahasa lisan
terjadi secara langsung atau bertatap muka sehingga terikat oleh kondisi,
waktu, dan situasi.. Dari segi pemahaman yang menerima ragam bahasa lisan,
pembicara lain lebih mudah mengerti jika terjadi kesalahan atau pemakaian struktur
kalimat yang kurang baik saat berbicara karena dapat dijelaskan secara
langsung.
Ciri-Ciri
Ragam Bahasa Lisan
a. Langsung Dalam berkomunikasi, seseorang
diharapkan dapat bertemu langsung dengan orang yang diajak bicara atau
berkomunikasi 2 arah.
b. Tidak terikat ejaan bahasa Indonesia
tetapi terikat situasi pembicaraan.
seseorang diharapkan dapat mengetahui situasi dan kondisi dan menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang diajak bicara.
seseorang diharapkan dapat mengetahui situasi dan kondisi dan menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang diajak bicara.
c. Tidak efektif, Dalam berkomunikasi,
seseorang terkadang menggunakan bahasa sehari-hari sehingga banyak menggunakan
kalimat yang bersifat basa-basi dengan orang yang diajak bicara.
d. Kalimatnya pendek-pendek,Dalam
berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang menurut orang lain
sudah mengetahui maksudnya.
e. Kalimat sering terputus dan tidak
lengkap, Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang
menurut orang lain sudah mengetahui maksudnya.
f. Lagu kalimat situasional,Dalam
berkomunikasi, seseorang terkadang harus mengerti situasi yang ada pada dengan
orang yang diajak bicara atau keadaan sekitarnya.
b.
Ragam Bahasa Tulisan
bahasa yang tercetak. Ragam tulis
dapat juga di bagi menjadi 2 yaitu ragam tulis standard, ragam tulis non
standard.
1). Ragam tulis standard
Banyak sering kita jumpai didalam
sebuah buku-buku pelajaran, majalah, teks, majalah, surat kabar, poster dan
iklan.
2). Ragam tulis non standard.
Banyak sering kita jumpai di majalah
remaja, iklan dan poster.
Dalam ragam tulis, kita harus memperhatikan tata cara penulisan
(ejaan) ,tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain, ragam bahasa tulis, kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa dan struktur kalimatnya seperti
bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan dan kecermatan dalam pemilihan
kosa kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide. Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang
mengatur dalam penggunaan bahasa.
Istilah yang digunakan didalam ragam bahasa ada isitilah
lain yang
digunakan yaitu :
a. Ragam
standard.
b. Ragam non
standard.
c. Ragam semi
standard.
Ragam bahasa standard memiliki sifat
kaidah dan aturan yang tetap. Pada ragam bahasa standard memungkinkan perubahan
pada kosatakata, peristilahan serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis
laras yang diperlukan.
Pembedaan antara ragam bahasa standard, ragam bahasa non
standard, dan ragam bahasa semi standard adalah
a. Topic yang dibahas.
b. Hubungan antar pembicara,
c. Medium yang digunakan,
d. Lingkungan ,
e. Situasi saat pembicaraan itu terjadi
Kalau dilihat dari ciri-ciri nya
yang membedakan antara ragam bahasa standard, ragam bahasa non standard,
dan ragam bahasa semi standard adalah :
a. Penggunaan kata sapaan dan kata
ganti
b. Pengunaan kata tertentu
c. Penggunaan imbuhan
d. Penggunaan kata sambung
e. Penggunaan fungsi yang lengkap.
Dalam ragam bahasa standard dan
ragam bahasa non standard yang paling menunjukkan perbedaan yaitu dalam
penggunaan kata-kata yang kita ucapkan. Sebagai contoh, saat kita menegur orang
yang lebih tua kita lebih sering menyapa orang tersebut dengan kata bapak, ibu,
saudara atau anda. Selain itu juga, kita menggunakan kata untuk menyebut diri
kita sendiri dalam berkomunikasi dengan orang yang lebiih tua dengan kata saya,
aku. Tetapi dalam ragam bahasa non standard biasa kita menyebut dengan kata
gue.
Dalam ragam bahasa standard, lebih banyak menggunakan
kata-kata yang merupakan bentuk yang baku atau istilah pada bidang ilmu
tertentu. Dalam ragam bahasa standard penggunaan kata depan dan kata sambung.
Tetapi dalam ragam bahasa non standard kedua kata ini biasanya di hilangkan
jadi sangat sulit untuk mengerti maknanya.
Contoh :
- Ayah mengatakan, kita akan pergi besok.
- Ayah mengatakan kita akan pergi besok.
Kalimat yang pertama merupakan kalimat yang benar untuk
ragam tulis standard karena terdapat tanda koma yang dapat memperjelas suatu
makna untuk sebuah kalimat.
Fungsi dalam ragam bahasa standard dan non standard pun
berbeda. Artinya ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah
cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat non standard itu, predikat kalimat
itu dihilangkan. Seringkali pelepasan fungsi terjadi saat kita menjawab
pertanyaan orang lain.
Contoh :
A :Hai,
kamu mau pergi kemana?
B : tau..
Saat terjadi pertanyaan dari si A ke si B, si B menjawab dengan
kata Tau yang seharusnya dijawab dengan kata tidaktahu. Inilah yang dimaksud menghilangkan fungsi
itu.
Jadi suatu ragam bahasa banyak sekali jenis dan macamnya
yang telah kita ketahui. Sekarang, tergantung bagaimana diri kita untuk
mengolah ragam bahasa yang kita miliki dengan baik dan benar.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi
yang digunakan oleh semua orang, baik dari kalangan atas maupun kalangan
rendah. Itulah yang menyebabkan mengapa banyak sekali variasi dalam bahasa.
Variasi
Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh
masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para
penuturnya yang tidak homogen.
B. Saran
Bahasa merupakan sesuatu yang
penting serta merupakan identitas dan alat komunikasi segala usia, segala
profesi dan jenis kelamin. Tentunya dengan segala perbedaan pemakai bahasa
menjadikan bahasa tersebut beraneka ragam baik dari segi keformalan, sarana dan
sebagainya. Sebagaimana kita ketahui perbedaan menjadikan manusia mengenal satu
sama lain, perbedaan bukan alat pemisah akan tetapi alat pemersatu.
rahmanbone.bloggspot.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar